Peran dunia Pendidikan menjadi sangat penting dalam konteks ini, hal ini mendorong kemunculan berbagai atau akademi di seluruh Indonesia baik negeri maupun swasta. Bahkan saat ini, perguruan tinggi asing juga sudah mulai beroperasi di Indonesia. Sebagian besar perguruan tinggi ini terkonsentrasi di Jawa, terutama di kota-kota besar yang menciptakan persaingan yang sangat ketat. Saat ini perguruan tinggi menghadapi iklim persaingan yang sangat ketat, mirip dengan dunia bisnis. Persaingan yang meningkat ini menjadikan semua perguruan tinggi berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas masing-masing, agar tetap dapat lirikan dari masyarakat. Tanpa adanya upaya untuk peningkatan, maka perguruan tinggi tersebut akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan keberadaannya dalam situasi persaingan ini.
Kualitas perguruan tinggi menjadi sorotan utama bagi masyarakat, terutama dari sisi kemampuan output (lulusannya) untuk diterima di bursa pasar keja. Semakin cepat lulusan perguruan tinggi tersebut dalam mendapatkan pekerjaan, maka hal ini akan menjadi indikator penting bagi masyarakat dalam menilai kualitas perguruan tinggi tersebut. Untuk itu, perguruan tinggi harus terus mengembangkan dirinya melalui prinsip peningkatan kualitas yang berkelanjutan. Peningkatan kualitas ini hanya dapat terjadi jika program pengembangan direncanakan dengan baik, kemudian di implementasikan sesuai dengan perencanaan dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dan komitmen dari seluruh pengelola perguruan tinggi. Oleh karena itu, perguruan tinggi juga harus melakukan evaluasi diri guna melihat kelemahan yang sudah dilaksanakan dan melakukan perbaikan guna mencapai peningkatan kualitas yang berkelanjutan.
Budaya Mutu Pada Perguruan Tinggi
Budaya mutu adalah nilai dalam perguruan tinggi yang menciptakan lingkungan yang mendukung perbaikan kualitas secara berkelanjutan. Perguruan tinggi harus menerapkan budaya mutu untuk membentuk nilai dan aturan yang mendukung perbaikan kualitas secara terus menerus. Banyak organisasi ataupun perguruan tinggi yang mengadopsi manajemen mutu atau quality management. Dalam implementasinya, penting untuk menyertakan budaya mutu. Dalam konteks Pendidikan, mutu diartikan sebagai kesesuaian dengan kebutuhan pasar, yang mencakup pelayanan dan tanggung jawab terhadap pelanggan, dan menjadikan mahasiswa sebagai prioritas utama [1]. Budaya mutu, yang sebelumnya identik dengan lingkungan bisnis, kini telah banyak diadopsi oleh perguruan tinggi sebagai langkah konsisten dalam menjamin kualitas output (lulusan) yang mempunyai daya saing tinggi. Budaya mutu dalam Pendidikan perlu dikembangkan guna meningkatkan kualitas Pendidikan dengan beberapa nilai penting, diantaranya: kemandirian, inovasi, perbaikan berkala, dan pemberdayaan.
Perguruan tinggi yang ingin menghasilkan lulusan yang berkualitas harus mengimplementasikan budaya mutu untuk menjawab tantangan global. Untuk mencapai standar output yang berdaya saing tinggi, diperlukan manajemen penjaminan mutu. Karakteristik organisasi yang memiliki budaya mutu, yaitu:
- Komunikasi yang terbuka;
- Kemitraan internal yang saling mendukung;
- Pendekatan Kerjasama tim dalam mengatasi masalah;
- Obsesi terhadap perbaikan secara kontiniu;
- Pelibatan dan pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan secara luas;
- Keinginan untuk mendapatkan masukan dan umpan balik[2]
Perguruan tinggi berkualitas adalah yang mampu menghasilkan lulusan aktif yang dapat mengembangkan potensi keilmuan mereka di dunia pendidikan maupun dunia kerja. Budaya mutu di perguruan tinggi dapat dikembangkan dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam pembelajaran, baik teori maupun praktik. Dengan model ini, mahasiswa akan secara langsung melihat relevansi teori dengan kondisi real di lapangan. Penerapan budaya mutu di perguruan tinggi merupakan langkah yang harus diambil oleh pemangku kebijakan. Mengingat pentingnya budaya mutu dalam membangun organisasi yang lebih efektif, maka terdapat beberapa hal penting yang harus dimiliki oleh pimpinan dalam mewujudkan Model Penyelenggaraan Mutu Terpadu (MPMT), yaitu:
- Pemimpin harus memiliki pandangan jauh ke depan mengenai arah dan tujuan organisasi;
- Sivitas akademika harus memiliki kapabilitas mencakup kemampuan individual dan kelompok;
- Adanya apresisasi berupa hadiah dan penghargaan;
- Mekanisme pembagian tuhas yang sesuai dengan kemampuan[3]
Perguruan tinggi dituntut memiliki sistem penjaminan mutu dalam Pendidikan yang relevan dengan dunia kerja, dengan mengimplementasikan budaya mutu dan didukung oleh manajemen kualitas yang baik, maka akan menghasilkan output yang berkualitas.
Budaya Mutu dalam Mencapai Unggul
Status unggul, sudah menjadi impian semua pengelola perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Predikat unggul sering diidentikkan dengan pencapaian nilai akreditasi paling tinggi. Secara kuantitatif. Predikat unggul sangat bergengsi, namun akan menjadi lebih bermakna jika keunggulan tersebut dapat diimplementasikan dalam budaya mutu yang dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif perguruan tinggi. Membangun budaya mutu artinya menerapkan standar mutu yang digariskan secara konsisten, sebagaimana dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang SN-DIKTI dan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi [4].
Membudayakan mutu di lingkungan perguruan tinggi sangat penting guna meningkatkan kualitas Pendidikan dan daya saing lulusan (output). Budaya mutu menciptakan iklim akademik yang kondusif dengan menanamkan nilai-nilai integritas, disiplin, kerja keras, akuntabilitas, inovatif, etika Islami dalam seluruh aktivitas operasional perguruan tinggi. Dengan adanya budaya mutu, seluruh civitas akademika akan termotivasi untuk memberikan pelayanan dan kinerja terbaik. Tenaga pendidik akan menjalankan tugas mengajar, meneliti dengan dedikasi yang tinggi sehingga akan menghasilkan lulusan dan artikel yang unggul serta memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Sedangkan mahasiswa senantiasa di motivasi dan didorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh serta menjunjung tinggi etika dalam mencapai prestasi akademiknya.
Budaya mutu akan berdampak positif dalam peningkatan produktivitas perguruan tinggi yang ditandai dengan salah satunya meningkatnya jumlah publikasi ilmiah yang bertaraf nasional dan internasional. Lulusan yang dihasilkan juga semakin berkualitas, siap bersaing di dunia kerja dengan lulusan perguruan tinggi lainnya. Untuk itu, semua sumber daya manusia dalam perguruan tinggi tersebut harus mempunyai komitmen yang kuat dalam menerapkan budaya mutu. Budaya mutu harus diimplementasikan dalam semua proses baik akademik maupun non akademik sehingga akan berfungsi sebagai perekat bagi seluruh elemen perguruan tinggi. (Budi Gautama Siregar ,Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu, LPM UIN SYAHADA Padangsidimpuan Email: budigautama@uinsyahada.ac.id)
Daftar Pustaka
Ebrahimi, Mehran, and Mehran Sadeghi. “Quality Management and Performance: An Annotated Review.” International Journal of Production Research 51, no. 18 (2013): 5625–43.
Flynn, Barbara B, Roger G Schroeder, and Sadao Sakakibara. “A Framework for Quality Management Research and an Associated Measurement Instrument.” Journal of Operations Management 11, no. 4 (1994): 339–66.
Pandit, I, Ni Luh Made Mahendrawati, I Nengah Suaria, I Putra, Putu Gede Suranata, Nyoman Sujaya, Ni Made Suwendri, et al. “Pengembangan Budaya Mutu Di Perguruan Tinggi.” PENERBIT KBM INDONESIA, 2022.
Sinambela, Ida. “Pengelolaan Mutu Terpadu,” n.d.
[1] Mehran Ebrahimi and Mehran Sadeghi, “Quality Management and Performance: An Annotated Review,” International Journal of Production Research 51, no. 18 (2013): 5625–43.
[2] Barbara B Flynn, Roger G Schroeder, and Sadao Sakakibara, “A Framework for Quality Management Research and an Associated Measurement Instrument,” Journal of Operations Management 11, no. 4 (1994): 339–66.
[3] Ida Sinambela, “Pengelolaan Mutu Terpadu,” n.d.
[4] I Pandit et al., “Pengembangan Budaya Mutu Di Perguruan Tinggi” (PENERBIT KBM INDONESIA, 2022).
Leave a Reply