Pendahuluan
Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Perguruan tinggi bertindak sebagai lembaga penyedia jasa tentu dihadapkan pada berbagai tantangan serta peluang, disebabkan karena terjadinya perubahan dalam segala bidang dengan cepat dan dinamis terutama kehidupan sosial budaya di masyarakat [1]. Perguruan tinggi yang dapat beradaptasi dengan perubahan yang dinamis tersebut, tentu tidak akan dilirik oleh masyarakat sehingga dengan sendirinya akan keluar dari peran utamanya. Di era saat ini, perguruan tinggi yang dapat secara berkelanjutan meningkatkan kualitas produk yang dibutuhkan masyarakat, akan mampu mempertahankan eksistensinya ditengah-tengah kondisi persaingan yang sangat ketat ini. Perguruan tinggi tidak hanya berperan dalam melayani mahasiswa saja, namun juga harus mampu memberikan konstribusi bagi perusahaan, pemerintah, dan juga masyarakat umum. Untuk itu perguruan tinggi harus dapat menjalin hubungan dan kerjasama dengan semua pihak, sehingga dampak yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut dapat dirasakan seluruh stakeholder.
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang berfokus pada peningkatan kualitas secara berkelanjutan dengan tujuan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi standar yang diharapkan oleh masyarakat dalam pelayanan publik dan pembangunan komunitas. TQM adalah sistem manajemen yang mengedepankan kualitas sebagai strategi bisnis dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan semua unsur dalam perguruan tinggi [2]. TQM mencoba untuk memaksimalkan daya saing perguruan tinggi melalui proses perbaikan berkelanjutan pada produk, layanan, manusia, proses dan lingkungan. Program TQM mencakup seluruh organisasi, yaitu dengan mengintegrasikan semua fungsi dan proses bisnis yang dimulai dari perancangan, perencanaan, proses produksi, distribusi, layanan, dengan tujuan utamanya untuk meningkatkan kepuasan kepada pelanggan melalui perbaikan yang dilakukan secara terus menerus [3]. Program TQM ini didasarkan pada beberapa prinsip, termasuk ketergantungan pada inspeksi untuk mencapai kualitas, perbaikan secara terus menerus, pelatihan ekstensif baik ditempat kerja maupun diluar tempat kerja, menghilangkan rasa takut untuk bekerja secara efektif, menghilangkan hambatan antara unit/lembaga dalam organisasi tersebut, serta perbaikan diri. Prinsip TQM ini dapat diterapkan dalam sistem penilaian kinerja, dimana proses penilaian dilakukan melalui diskusi terbuka antara atasan dan bawahan tanpa tekanan untuk memberikan ukuran yang tidak tetap.
Peran TQM dalam Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi
Manajemen perguruan tinggi merupakan kunci utama atau yang paling dominan dalam menentukan rendah atau tingginya kualitas sebuah perguruan tinggi. Manajemen perguruan tinggi merupakan usaha yang dilakukan dalam mengelola perguruan tinggi secara integral melalui pengoptimalan seluruh sumber daya yang ada dalam perguruan tinggi tersebut. Optimalisasi sumber daya dalam perguruan tinggi memerlukan skill untuk menggerakkannya sehingga dapat menghasilkan output dan outcome yang berkualitas dan benar-benar memberikan kepuasan kepada pelanggan [4]. Perguruan tinggi membutuhkan kepemimpinan dan sistem manajemen yang efektif. Fokus utama kepemimpinan dan manajemen di perguruan tinggi adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga peran ini harus dijalankan secara bersamaan, sehingga diperlukan kepemimpinan dan manajemen yang baik guna memastikan ketiga unsur tersebut telah berjalan dengan baik. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh pimpinan dan manajemen dalam menjalankan tridhrama tersebut serta menjamin kualitasnya adalah dengan penerapan Total Quality Management (TQM).
Dalam bidang Pendidikan TQM memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing para lulusannya melalui pengembangan komptensi intelektual, ketrampilan, dan sosialnya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penerapan TQM dalam perguruan tinggi harus dilakukan secara komprehensif, konsisten dan berkelanjutan. Dengan pemanfaatan seluruh entitas kualitas yang ada dalam perguruan tinggi, kualitas pendidikan akan terus dapat ditingkatkan dan tidak stagnan. Namun, implementasi TQM di perguruan tinggi terutama Perguruan Tinggi Negeri, tidaklah mudah karena budaya kerja yang terbangun, performa, dan disiplin pegawai yang masih rendah sehingga dapat menghambat efektivitas TQM.
Langkah awal yang harus diambil adalah melakukan perbaikan terhadap budaya kerja, performa, dan disiplin para tenaga pendidik, tenaga kependidikan, serta pimpinan perguruan tinggi. Semua pihak harus melihat mahasiswa sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya demi tercapainya kepuasan mereka. Pelaksana/ pengelila perguruan tinggi harus selalu bersemangat untuk maju, senantiasa meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan performa di mata mahasiswa. Jika semua pengelola/ pelaksana memiliki budaya kerja yang baik, performa yang sudah terbangun, dan disiplin yang tinggi, maka implementasi TQM akan dapat berjalan dengan baik, menjadikan perguruan tinggi lebih maju, memiliki brand yang tinggi, dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi dan kualitas dalam bidangnya masing-masing.
Disamping itu, tujuan TQM adalah mengubah institusi menjadi tim yang bekerja tanpa adanya konflik internal sehingga semuanya bergerak untuk mencapai kepuasan pelanggan. Terdapat tiga prinsip dasar TQM, yaitu: 1) struktur operasional kerja yang mendukung semua level personel; 2) kepemimpinan kuat dalam edukasi dan pelatihan semua unsur pengelola/ pelaksana perguruan tinggi; 3) metode pengembangan dan peningkatan kualitas di seluruh aktivitas tingkatan unit guna membangun komitmen dan pencapaian tujuan perguruan tinggi [5]. Peran tenaga pendidik dan kependidikan, hubungan pimpinan dengan para tenaga pendidik dan kependidikan, serta seluruh aspek dalam perguruan tinggi dan lingkungannya berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan kepuasan kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas tenaga pendidik dan kependidikan. Top management memainkan peran penting dalam keberhasilan TQM, artinya berhasil atau tidaknya penerapan TQM, sangatlah ditentukan oleh Top Manajemen.
Kesimpulan
Membangun kehidupan bangsa dan negara tidak dapat terlepas dari Pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan merupakan mesin penggerak pembangunan manusia seutuhnya. Untuk itu, peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi harus selalu menjadi fokus perhatian bersama terutama pengelola/ pelaksana perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga yang setiap tahun menghasil lulusan, harus dapat memastikan bahwa lulusannya tersebut memiliki kompetensi dan kualitas sesuai bidang keahlian masing-masing. Guna menyahuti hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan perguruan tinggi adalah dengan menerapkan Total Quality Management (TQM). TQM yang diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan, maka kualitas lulusannya akan meningkat, sehingga mereka siap bersaing di dunia kerja. Keberhasilan penerapan TQM sangat bergantung pada komitmen dan kualitas manajemen, baik di level atas, menengah maupun bawah. (Budi Gautama Siregar, Kapus Pengembangan Standar Mutu, LPM UIN SYAHADA Padangsidimpuan, Email budigautama@uinsyahada.ac.ic)
Daftar Pustaka
Ahire, Sanjay L, Robert Landeros, and Damodar Y Golhar. “Total Quality Management: A Literature Review and an Agenda for Future Research.” Production and Operations Management 4, no. 3 (1995): 277–306.
Chintya, Aprina. “Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Perguruan Tinggi Melalui Total Quality Management (TQM) Dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).” Ri’ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan 1, no. 01 (2016): 72–87.
José Tar\’\i, Juan. “Components of Successful Total Quality Management.” The TQM Magazine 17, no. 2 (2005): 182–94.
Singgih, Moses Laksono, and others. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Pada Perguruan Tinggi.” In Prosiding Seminar Nasional Teknoin, 2008.
Syukron, Buyung. “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (Studi Transformasi Pada Perguruan Tinggi).” Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis (JPEB) 5, no. 1 (2017): 51–62.
[1] Moses Laksono Singgih and others, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Pada Perguruan Tinggi,” in Prosiding Seminar Nasional Teknoin, 2008.
[2] Sanjay L Ahire, Robert Landeros, and Damodar Y Golhar, “Total Quality Management: A Literature Review and an Agenda for Future Research,” Production and Operations Management 4, no. 3 (1995): 277–306.
[3] Juan José Tar\’\i, “Components of Successful Total Quality Management,” The TQM Magazine 17, no. 2 (2005): 182–94.
[4] Buyung Syukron, “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (Studi Transformasi Pada Perguruan Tinggi),” Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis (JPEB) 5, no. 1 (2017): 51–62.
[5] Aprina Chintya, “Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Perguruan Tinggi Melalui Total Quality Management (TQM) Dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” Ri’ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan 1, no. 01 (2016): 72–87.
Leave a Reply